*original by ice cream vanilla
“ ngapain lagi sih lo ngubungin gue ????” apa blum cukup penjelasan gue ???” bentak Rian pada diah di telfon.
“ lo kekanak-kanakan banget si !! gue Cuma pengen berteman baik ma lo!! Putus kan bukan berarti jadi musuh ! Kenapa lo ga bisa ngerti ?????? , oke !!!! kalau itu emang keputusan lo. Bye “ balas diah sambil menutup telfon ditangan nya.
Tak terasa air mata diah mengalir. Rian yang dulu sangat menyayangi nya dan ia cintai kini berubah total. Ia mengerti keadaan tak pernah mendukung mereka. Karna jarak yang jauh dan menjadi penghalang. Semenjak diah memutuskan untuk kuliah di jawa ,hubungan mereka menjadi tidak baik dan akhir nya putus. Bukan dian tak menerima keputusan itu, Tapi yang diah Cuma ingin kan hanya agar hubungan itu tetap terjalin baik. Walau hanya sebagai teman .
“ lo nangis lagi tadi malam ? “ tanya rani sahabat diah. Diah hanya mengangguk pelan. “ kenapa lagi ? rian ? kenapa juga cowok kaya gitu lo pertahanin. Udah lupain aja rian. Anggap rian bukan yang terbaik buat lo . jangan sia-sia kan hidup lo Cuma buat cowok kaya dia “. Namun diah hanya membalas diam.
“ gue ga ngerti !! semakin dia ketus , semakin gue nyalahin diri gw karna keputusan gw buat nerusin sekolah disini.”
“lo yang sabar ya.. cowok ga hanya dia “
Hari-hari pun berlalu, tanpa rian yang tiap sebentar selalu menghubungi nya tiap waktu. Diah merasa aneh, tapi segera ia tepiskan perasaan nya, segera ia menyadari rian bukan lagi pacar nya. sebenar nya putus nya mereka bukan karena ada factor orang ketiga. Cuma keegoisan rian yang selalu memojokkan diah dengan keputusan nya tuk meneruskan study nya ke jawa. Dan hal itu semakin membuat nya merasa bersalah. Diah hanya ingin yang terbaik untuk diri nya , untuk masa depan nya. dan itu yang dapat membuat nya semangat tuk terus menjalani kehidupan jauh dari orang tua dan rian , orang yang ia sayangi. Hubungan mereka sebenar nya telah berjalan hampir menginjak usia dua tahun, namun waktu tak bisa menunjukkan bahwa waktu tak juga dapat membuahkan pengertian .
Seminggu , dua minggu dan Entah sudah berapa lama mereka tak saling berhubungan. Mungkin sudah sekitar sebulan atau bahkan lebih. Dalam kesendirian nya tiba-tiba ia jadi teringat rian. Awal nya ia ragu, marah kan rian jika ia menghubungi nya ?. namun niat nya tak memudarkan semangat nya.
“ hi. Apa kabar ? “ . Cuma sms bertuliskan pertanyaan singkat ia kirim ke nomor hp yang sebenar nya sudah tak asing lagi buat nya. sms itu terkirim. Namun hingga malam dan esok hari nya tak kunjung datang balasan sms dari rian.
Seminggu setelah nya , tiba-tiba diah mendapat sms dari rian “ngapain miss call gw pake nomor jawa ? mau ngerjain gw ??” setengah mati jantung diah berdegub kencang. Ia tak pernah meneror bahkan menghungi rian akhir-akhir ini, namun tiba-tiba datang sms yang menuduh nya tidak-tidak. “ maaf rian, tapi itu bukan gw. gw ga pernah punya nomor lain selain ini. “. “kalau bukan lo terus siapa ??? ya udah. Maaf kalau gw salah”. Sungguh bagai halilintar yang menyambar disiang hari. Rian tak kunjung berubah, masih tetap egois seperti dulu. Tiba-tiba air mata nya mengalir. Salah kah ia menyayangi rian selama ini ??? orang yang egois dan hingga detik ini masih tetap tak berubah.
Dua bulan setelah itu, diah pulang ke daerah nya. untuk menghabiskan waktu libur semester dikampung halaman nya. tak terpikir rian sedikit pun. Karena rindu nya pada keluarga dan teman –teman nya telah membuat nya lupa pada rian. Lagian hubungan itu sudah terputus lama. Namun, sesungguh nya sayang itu masih tersimpan dalam untuk rian.
“Brukkkkk……!!!!!!!!!!!!!!” , tiba-tiba diah menabrak seseorang dimall.
“ma……af !” namun kata-kata nya terhenti , ketika ia melihat sosok yang dilihat nya adalah rian. Sungguh terkejut nya mereka berdua. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut rian, begitu pula diah. Yang ada hanya tatapan rindu dari kedua nya. mata diah berkaca-kaca , lalu segera menunduk. Seperti ada sesuatu yang akan tumpah dari kelopak mata nya. rasa rindu yang luar biasa tak dapat mebendung perasaan nya. ia segera lari dari hadapan rian sebelum rian sempat mengucapkan sepatah kata pun.
“ kamu pulang ?” . sms dari rian pada malam hari nya. “ iyaa….”.
“boleh kita ketemu ?” “untuk apa ?” “ hanya ingin menyampaikan sesuatu. Tapi maaf, aku ga bisa menyampaikan nya disms. Besok ditempat bisa jam 2”
Tanpa sempat menunggu balasan dari diah, ia kembali menjadi sosok egois. Diah berfikir panjang bahkan hingga tak bisa tidur memikirkan pertemuan besok. Ia hanya tak ingin terlihat lemah dihadapan rian. Semalaman ia tidak tidur !! membuat nya sangat pusing esok hari nya. ia merasakan tak sanggup untuk pergi, namun tetap ia paksakan untuk tidak membuat rian kecewa.
Namun terjadi sesuatu dijalan, yang tak mampu mempertemukan mereka. Diah kecelakaan dan koma. Malam nya rian mengamuk . ia berfikir diah telah mempermainkan nya dan sengaja tak datang. ia berkali-kali mencoba menelepon diah , namun tak seorang pun mengangkat. “ jangan harap ada pertemuan lagi setelah ini !!!!!!!!!!!!!!” begitu sms rian terakhir kepada diah. Rian tak tahu mengenai bahwa diah kecelakaan. Tak lama kemudian, telpon rian berdering, di layar hp nya tertulis ‘diah’. Emosi rian semakin memuncak. “buat apa kamu telfon ????? ga ada harapan buat kita ketemu lagi !!!’ bentak nya tiba-tiba , namun terhenti karena ia mendenagr isak tangis disebrang sana , dan itu bukan suara diah. “halo” ia mengulangi ucapan nya . “ diah koma, ia kecelakaan tadi siang “. Rian terdiam ! ia merasakn rasa berslah yang luar bisa. Secepat kilat ia melaju kerumah sakit. Memandangi diah yang terbaring lemah dan koma. Ia menagis . apakah ini kesalahan nya ??? “kakak ga tau apa yang terjadi dengan kalian, tapi coba kamu periksa semua isi hp diah “. Serambi memberikan hp diah kepada rian yang tak kuasa menahan tangis nya. “aku, masih sayang kamu rian, tapi kenapa kamu egois denagn memutuskan untuk memutuskan hubungan ini tanpa memulai suatu hubungan yang baru ? aku tersiksa , namun aku mencoba kuat. Apa lagi ketika aku bertemu denagn mu di mall. Tak bisa ku tahan air mata ini. Aku begitu merindukan mu. Sangat !!” kata-kata itu semakin membuat nya menangis. Ada rasa bersalah luar biasa didalam dirinya. Apa lagi Ia belum sempat mengatakan sesuatu yang ingin ia sampaikan dihari ia ingin bertemu dengan diah. namun seperti nya terlambat. Kata-kata rian terakhir seperti menjadi kenyataan, karena memang tidak pernah ada lagi pertemuan setelah itu. Diah meninggal dunia tanpa sempat mendengar kan kenyataan bahwa seseorang yang ia sayangi juga begitu dan masih mencintai nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar